Senin, 03 Januari 2011

Memilih Indukan Perkutut

Keturunan yang baik pasti berasal dari induk yang baik pula. Sebaliknya, induk yang baik belum tentu menghasilkan keturunan yang baik. Dalil seperti ini agaknya sangat dipatuhi oleh peternak. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pemilihan induk harus dilakukan secermat mungkin. Berkaitan ‘dengan pemilihan induk ini ada baiknya jika uraian berikut dipahami oleh peternak.
A.    Memilih Jantan dan Betina


Kemampuan membedakan jenis kelamin perkutut mutlak diperlukan oleh peternak. Bagi peternak yang sudah berpengalaman, tidak perlu waktu lama untuk menentukan jenis kelamin perkutut. Bahkan, dengan sekilas melihat fisik perkutut, dapat segera ditentukan jantan atau betina perkutut tersebut. Meskipun demikian, ini hanya bisa dilakukan untuk perkutut yang telah menampakkan kedewasaan fisik, kira-kira telah berumur 9 bulan. Pada umur ini, perkutut siap ditangkarkan. Berikut adalah ciri-ciri perkutut jantan dan betina yang telah dewasa.
1.     Ciri-ciri perkutut jantan


Tanpa pengamatan yang seksama, agak sulit bagi pemula untuk membedakan perkutut jantan di antara sekawanan perkutut. Namun, jika dengan teliti diperhatikan, seekor perkutut jantan mudah dibedakan dari perkutut betina. Perkutut jantan mempunyai raut muka yang berkesan garang. Kulit yang mengelilingi mata terlihat tebal dan bulat sehingga sorot matanya menjadi terlihat tajam. Tanda lainnya ialah pupur (bulu putih keabu-abuan di kepala) lebih dari separuh kepala, kepala tipis, dan ekor panjang. Oleh karena itu, warna bulu kepala perkutut jantan terlibat lebih terang dibanding kepala perkutut betina. Selain itu, perkutut jantan juga memiliki paruh yang panjang, tebal, dan melengkung (ciri ini agak sulit dipahami). Tubuhnya secara keseluruhan terlihat lebib besar daripada perkutut betina.
Perkutut jantan juga bisa ditandai dari perilaku seksualnya. Setelah dewasa kelamin, perkutut jantan akan menampakkan perilaku seksual yang khas jika berdekatan dengan betina, yaitu berbunyi sambil menganggukkan kepala di dekat seekor betina.
2.     Ciri-ciri perkutut betina
Perkutut betina memiliki raut wajah sayu. Kulit yang mengelilingi mata terlihat tipis sehingga sorot matanya terkesan sayu. Tubuhnya lebih kedl dari yang jantan. Selain itu, pupur tidak lebih dari separuh bagian kepala (sehingga warna bulu kepalanya terkesan gelap), kepala kecil dan bundar, paruh lurus, serta ekor pendek. Jika dilihat secara keseluruhan, ukuran tubuhnya tampak lebih kecil daripada perkutut jantan.

Induk yang dipilih, baik jantan atau betina, sebisa mungkin memenuhi kriteria suara yang bagus. Suara perkutut dikatakan bagus jika memenuhi kriteria berikut.
1) Memperdengarkan suara depan (klao atau kleo) yang panjang.

2) Memperdengarkan suara tengah tebal dan jelas.

3) Memperdengarkan suara belakang (kung) panjang berdengung.

4) Memiliki jeda yang jelas antara suara  depan,  tengah,  dan belakang.

5) Antara satu suara dengan suara berikutnya bertempo tetap.

6) Suara terdengar bening (kristal), bergema, dan tidak terhambat.

7) Memperdengarkan  suara  yang  stabil,   tidak   terpengaruh  oleh perubahan suasana lingkungan.
Jika seekor perkutut dapat memperdengarkan suara yang memenuhi kriteria seperti itu, burung tersebut dapat dibilang bagus. Jarang sekali perkutut yang dapat memenuhi semua kriteria tersebut. Oleh karena itu, burung yang mampu memenuhi kriteria seperti itu pasti berharga sangat mahal. Demikian juga dengan keturunannya.
Meskipun tidak 100% suara induk diwariskan ke keturunannya, pembeli akan tetap mendengarkan suara induk sebelum membeli keturunannya.  Paling  tidak  induk  yang  bersuara  bagus juga  akan mengangkat harga keturunannya.
C.    Pentingnya Mengetahui Garis Keturunan
Keturunan perkutut yang bersuara bagus selalu berharga mahal. Itulah sebabnya peternak selalu mencari induk berkualitas agar keturunannya berharga mahal. Induk yang berkualitas ini umumnya memiliki keistimewaan di suara meskipun belum tentu juara dalam konkurs. Induk yang berkualitas biasanya juga memiliki hubungan darah dengan perkutut-perkutut juara.
Hubungan darah, garis keturunan, atau silsilah inilah yang perlu diketahui oleh peternak. Meskipun suaranya tak begitu bagus, seekor perkutut bisa dipilih sebagai induk jika memiliki hubungan darah dengan perkutut juara. Adanya hubungan darah ini membuat perkutut bersangkutan memiliki peluang menghasilkan keturunan bersuara bagus.
Meskipun belum bisa diungkap secara ilmiah, suara perkutut memang diwariskan ke keturunannya. Perkutut yang menang dalam konkurs selalu berasal dari induk yang kualitasnya prima. Tidak ada perkutut bersuara bagus yang berasal dari induk asal comot (ambil). Kalaupun ada, itu merupakan suatu keberuntungan. Jika dirunut, nenek moyang induk asal comot yang menghasilkan keturunan bagus pasti juga berkualitas prima. Hanya saja, tak ada yang mengetahuinya.
Induk yang berkualitas memang tidak selalu menghasilkan anak yang berkualitas. Adakalanya keturunan yang baik baru bisa diperoleh setelah induk menghasilkan beberapa keturunan. Inilah yang membuat bisnis peternakan perkutut menjadi semakin mengasyikkan. Adanya kemungkinan memperoleh keturunan yang berkualitas inilah yang membuat peternak selalu penasaran untuk mendapatkannya.
Dengan mengetahui garis keturunan atau silsilah perkutut, peternak dapat memperkirakan atau paling tidak mempunyai harapan pasangan perkututnya kelak akan menghasilkan keturunan yang berkualitas.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar